Aku, kau dan pelangi
Nama ku vira. Aku mempunyai sahabat terbaik ku, dia bernama tasya. Walaupun kami terlahir hanya sebagai rakyat jelata, tetapi tidak meluluhkan semangat kami untuk mengejar cita-cita. Kami bersekolah di SMPN 005 Kebon jeruk. Kami dapat bersekolah karena beasiswa, aku pun sadar tugas ku harus belajar dan terus belajar karena aku dan tasya ingin menjadi dokter, aku pun tidak ingin mengecewakan orang-orang di sekeliling ku.di sekolah kami termaksut murid yang berprestasi, nilai kami selalu tinggi di atas rata-rata. Orang tua kami hanya seorang tukang jahit kelas bawah, karna itu juga aku harus membantu ibuku berjualan pisang goreng buatan ibuku. Begitu pun dengan tasya. Setiap pulang sekolah kami langsung menjajakan pisang goreng kami. Panasnya matahari tidak dapat meluluhkan semangat kami untuk terus menjajakan dagangan kami, walaupun kami hanya menjal pisang goreng biasa, akan tetapi rasa dan aromanya tidak kalah lezat dengan yang di restaurant. Sekali lahap pasti langsung ketagihan. Inilah aktivitas kami yang di lakukan setiap hari.
Pada suatu hari, ayah ku di tipu oleh seorang pelanggannya. Kami rugi besar dan tak tahu harus bagaimana lagi karena sang pelaku telah melarikan diri. Dengan hidup yang seperti biasa saja kami hanya cukup untuk makan saja sudah bersyukur. Sekarang dengan kondisi keluarga kami yang sangat melarat aku jadi binggung, adakah sesuap nasi yang akan masuk ke perut ku esok hari.
Keesokan harinya tasya membawakan kami sekeluarga dua piring nasi serta lauk pauknya. Bagi kami itu sudah lebih dari cukup. Ternyata tasya dan keluarganya juga sudah mendengar tentang kejadian itu. Tasya memang sahabat baikku, dia selalu ada di saat aku sedang suka dan duka, aku sangat bersyukur mempunyai sahabat sepertinya.
Ketika kami sedang menjajakan pisang goreng, ada pembagian makanan gratis. Aku dan tasya juga ingin turut mengantri makanan tersebut. Ketika aku hendak berjalan, aku terjatuh “aduhhhhh ..” . ternyata aku tersandung batu, tiba-tiba ada seorang gadis yang mengulurkan tangannya . dia seorang wanita yang sedang duduk di kursi rodan dengan raut wajah yang pucat, gadis tersebut bernama pelangi. Ternayata pelangi yang membuka pembagian makanan gratis ini.setelah aku dan tasya mendapatkan makanan kami langsung menghampiri pelangi. Pelangi anak yang baik dan asyik, walaupun ia orang kaya,ia tetap tidak sombong dan selalu membantu orang-orang di sekelilingnya yang sedang kesusahan. Ternyata pelangi terserang lumpuh sejak ia berumur 9 tahun karena tertabrak oleh mobil. Tiba-tiba aku melihat botol kecil jatuh dari kantong melati, ternyata itu adalah obat kanker. Pelangi mengidap kanker setelah 2 tahun ia terserang lumpuh. Sudah banyak biaya yang keluar untuk kesembuhannya, berbagai perawatan dan terapi telah ia jalani. Namun, hasilnya tetap saja tidak ada perubahan. Berbagai serangan penyakit menimpa pelangi, tetapi ia tetap semangat dan tidak henti menyerah. Setelah mendengar cerita pelangi aku menjadi sadar dan aku pun sangat bersyukur dengan apa yang telah di berikan tuhan kepadaku.
Semakin lama aku dan tasya semakin dekat dengan pelangi. Setiap pulang berjualan, kami selalu mampir kerumahnya pelangi. Dia sangat suka dengan melukis, kami juga sering menemaninya melukis. Karya lukis pelangi sangat bagus, aku dan tasya terkesan sekali bila melihat hasil lukisnya.
Pada suatu ketika, kabar buruk datang dari keluarga tasya. Ayah tasya meninggal dunia karena kecelakaan saat ingin mengantarkan pesanan jahitan ke pelanggannya. Aku sempat terkejut mendengar berita tersebut, badan ku pun sempat merinding. Aku tidak menyangka bahwa ayah tasya secepat itu akan pergi, kasihan tasya dan keluarganya, aku pun tahu pasti tasya sangat sedih dan tidak bias menerima tragedi ini. Ibu tasya juga harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Akhirnya, aku dan pelangi ikut menguburkan jenazah ayah tasya sampai selesai.
Semenjak kejadian tersebut, tasya menjadi pemurung. Ia menyimpan kesedihan semenjak kepergian ayahnya. Hingga pada suatu sore aku dan pelangi berkunjung kerumah tasya. Seketika aku hendak mengetuk pintu, aku dan pelangi mendengar suara tasya menangis “ya allah .. mengaapa begitu cepat kau mengambil ayahku, semua ini tidak adil ya allah”. Mendengar tasya menangis aku dan pelangi langsung masuk menuju tasya. Kami mencoba untuk menenangkan tasya. Akhirnya, pelangi menceritakan sesuatu lelucon kepada tasya. Aku dan tasya sampai tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon itu.
Suatu ketika ayahku mendapatkan rezeki yang lebih, ayahku ingin membelikan ku hadiah, hadiah tersebut adalah sepeda. Aku sangat senang karena itu adalah kado impian ku dari dulu. Lalu aku berpikir sejenak, “lebih baik aku meminta uangnya saja lalu akan ku beri kepada tasya yang lebih membutuhkannya”. Ku coba untuk mengkonsultasikan ide ku kepada ayah. Ternyata ayah menanggapinya dengan baik. Ayah sangat setuju dengan keputusan ku, ayah ku juga menjadi bangga kepada ku. Keesokan harinya, aku memberikan uang tersebut kepada tasya dan keluarga, tasya dan keluarganya menerima itu dengan baik dan mereka sangat berterima kasih kepadaku, betapa senangnya aku waktu itu karena aku dapat menolong sahabat ku yang sudah kesusahan.
Ujian kelulusan tinggal menghitung hari. Tiba-tiba pelangi ingin memberitahukan aku dan tasya sesuatu mengenai suatu hal yang penting. Ternyata hal yang dibicarakan melati adalah kabar yang sangat bagus, akan tetapi juga membuat sedih.
“vira .. tasya ..
Aku tahu kalau kalian adalah anak-anak yang berbakat, aku ingin melihat kalian mengembangkan bakat kalian tersebut. Jadi, aku usulkan kepada ayahku untuk menyekolahkan kalian di Singapore, aku ingin melihat kalian menjadi dokter yang sukse, karena itu adalah cita-cita yang kalian dambakan dari kecil. Ini adalah pinta terakhirku ke ayah, akan tetapi yang akan pergi hanya satu orang. Kalian akan pergi setelah kelulusan nanti”. Sahut pelangi.
“tasya .. lebih baik kamu yang pergi, aku masih ingin disini bersama kedua orang tua ku, dan aku tahu kamu pasti lebih membutuhkannya, dan jadilah dokter yang sukses, jangan lupa ya .. setelah kamu sukses kamu harus pulang”. Jawab aku
“vira .. pelangi .. benarkah itu ??
Aku sangat berterima kasih sekali kepada kalian”. Jawab tasya
Aku tersenyum lega mendengar kabar ini, karena ku yakin tasyalah yang layak mendapatkannya. Tasya sangat senang mendapatkan kabar tersebut.
Sudah lama kami tidak bertemu dengan pelangi, karena kami harus belajar untuk menempuh ujian akhir. Hingga suatu ketika, aku dan tasya mendengar kabar bahwa pelangi telah meninggal dunia. Karena memang kanker otak yang ia derita sudah mencapai stadium akhir. Aku dan tasya tak kuat menahan haru, kami menangisi kepergian pelangi serta kedua orang tua pelangi nangis dengan meraung-raung. Ternyata pelangi menitipkan surat unutuk ku dan tasya serta dua buah lukisan untuk ku satu dan tasya satu kepada orang tuanya.
“hai vira .. hai tasya ..
Seketika kalian membaca surat ini aku telah tiada, aku harap kalian baik-baik saja dan menjadi sahabat selamnya. Lukisan itu adalah kenang-kenangan terakhirku untuk kalian. Aku berharap semoga kalian menjadi orang yang sukses” . itulah surat terakhir pelangi untuk aku dan tasya.
Akhirnya selesai juga ujian akhir, kami tinggal menunggu hasilnya saja. Suatu ketika orang tua almarhumah pelangi berkunjung kerumah tasya untuk meminta izin kepada orang tua tasya bahwa mereka ingin menyekolahkan tasya di singapura. Ibunda tasya sangat terharu, ia tidak menyangka anak sulungnya itu akan bersekolah di singapura. Ibu tasya pun sangat menyetujui permintaan kedua orang tua almarhumah pelangi itu.
Setelah kelulusan tasya langsung pergi dan meninggalkan aku. Padahal aku sangat sedih, tetapi akan ku tutupi kesedihan ku itu dengan senyuman unutk perpisahan terakhir kami. Itulah terakhir aku bertemu dengan tasya. Aku pun tidak tahu entah kapan lagi tasya akan pulang. Semoga tasya berhasil melanjutkan sekolahnya di singapura, aku dan yang lain juga turut mendo’akan tasya.
Aku masuk di sekolah baruku, yaitu SMA 001 Rambutan. Lagi-lagi aku harus bersyukur karena aku bias masuk di sekolah favorit karena beasiswa.
9 tahun kemudian aku telah mempunyai restaurant pisang goreng, restaurant itu ku beri nama “RESTAURANT TENTANG KITA”. Restaurant ku mempunyai cabang dimana-mana. Aku sukses membuka restaurant yang megah seperti ini juga karena campur tangan kedua orang tua almarhumah pelangi.
Suatu ketika saat aku sedang melihat-lihat pegawai ku yang sedang bekerja, tiba-tiba aku melihat seorang gadis yang memaiaki baju bewarna putih-putih. Karena rasa penasaran ku yang mendalam, aku menghampiri gadis itu. Ternyata itu adalah tasya, ia baru pulang dari singapura, ia diberitahu oleh orang tua almarhumah pelangi. Sungguh senang rasanya aku dapat bersama dengan tasya lagi setelah bertahun-tahun kami tidsk berjumpa. Tasya memenuhi janjinya kepadaku, Sekarang tasya sudah menjadi dokter yang sukses di singapura, ia pun ingin melanjutkan hidupnya di Indonesia lagi. Karena ada salah satu rumah sakit internasional yang mau memperkerjakannya. Setelah itu kami bergegas ke makamnya pelangi, kami berdo’a dan berterima kasih kepada pelangi, walaupun ia telah tiada tetapi jasa dan budinya lah yang membawa kami sampai sukses begini. Akhirnya, aku dan tasya dapat bersama-sama lagi seperti dahulu selamanya.
“TETAPLAH MENJADI PELANGI YANG SELALU MEWARNAI HIDUPKU”
TAMAT
Cipt: putri azizah